Berdasarkan persetujuan KMB , masalah Irian Barat akan dibicarakan lagi oleh Indonesia-Belanda dalam waktu satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Namun kenyataannya Belanda masih tetap menguasai Irian Barat dan tidak bersedia mengembalikannya kepada pihak Indonesia. Jalan yang ditempuh untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman Belanda dilakukan dengan berbagai cara. Karena Belanda tidak mematuhi hasil persetujuan KMB , Indonesia mengajukan masalah Irian Barat kepada PBB karena menginginkan penyelesaian secara damai.
Perjuangan Dengan Diplomasi
Selama sepuluh tahun Indonesia mengajukan soal Irian kepada PBB tetapi tidak berhasil memperoleh penyelesaian dengan baik. Sementara Pihak Belanda memperkuat angkatan perangnya di Irian , antara lain dengan mengimkan kapal induk , beberapa kapal perusak, dan beberapa kapal selam. Karena jalan damai yang diupayakan tidak berhasil dicapai, Indonesia terpaksa mencari jalan lain yakni mengadakan konfrontasi. Rakyat Indonesia sudah tidak sabar lagi mengancarkan aksi-aksi diseluruh tanah air terhadap kepentingan Belanda di Indonesia banyak perusahaan Belanda diambil alih oleh karyawanannya untuk diserahkan kepada pemerintah. Hubungan Indonesia dengan Belanda semakin tegang. Puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1960 ketika Republik Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Pada bulan April 1961 pihak Belanda mengadakan berbagai persiapan untuk membentuk Negara Papua . Tujuannya adalah untuk melepaskan Irian Barat dari Indonesia untuk selama-lamanya. Oleh karena itu angkatan perang RI diperintahkan untuk menyusun rencana operasi pembebasan Iria Barat dengan sarana militer. Dengan demikian , Indonesia dan Belanda telah menuju pada suatu bentrokan bersenjata.
Perjuangan dengan Konfrontasi Politik dan Ekonomi
Kegagalan perundingan penyelesaian sengketa Irian Barat di forum PBB serta sikap pemerintah yang dianggap terlalu lemah terhadap Belanda meninbulkan beberapa reaksi di masyarakat. Rakyat sudah tidak sabar dan secepatnya ingin mengembalikan Irian Barat kedalam wilayah Negara Kesatuan RI.
Sampai tahun 1957 berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan sengketa Irian Barat secara damai. Tetapi tidak membuahkan hasil, Belanda tetap bersikap tidak mau menyerahkan Irian Barat. Oleh karena itu pemerintah mengambil keputusan untuk merubah strategi diplomasi dari defensif menjadi opensif. Pada tanggal 19 Desember 1961 lahirlah Tri Komando Rakyat (Trikora) yang diucapkan oleh Presiden Soekarno dalam suatu rapat raksasa di alun- alun Yogyakarta
Sejalan dengan ketegasan pemerintah Indonesia untuk merebut wilayah Irian Barat dari penjajah Belanda, unsur- unsur kekuatan militer Belanda di Irian Barat bertambah dengan pesat.
Sesuai dengan geo strategi Irian Barat maka Angkatan Laut Belanda (Koninklijke Marine) menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Irian Barat. Sampai tahun 1950 unsur- unsur pertahanan Irian Barat seluruhnya terdiri dari:
a. Konnklijke Marine
b. Corps Mariiens (CM)
c. Militaire Luchtvaart Dienst (MLD).
Trikomando Rakyat Untuk Merebut Irian Barat
Persiapan-persiapan militer Indonesia mulai dilaksanakan . Untuk melengkapi persenjataan , semula Indonesia berencana melakukan pembelian senjata ke Amerika Serikat. Ternyata Negara tersebut tidak bersedia menjual senjata dan perelengkapan militer ke Indonesia. Oleh karena ini Indonesia berpaling dari Amerika Serikat ke pemerintahan Negara Uni Soviet dan Negara sosialis lainnya untuk membeli peralatan militernya. Indonesia dapat membeli pesawat udara, kapal-kapal, roket , dan peralatan lainnya. Dengan selesainya rencana operasi pembebasan Irian Barat dan datangnya peralatan militer dari Eropa , tahap perencanaan selesai dan dilanjutkan dengn konfrontasi bersenjata.
Tahap pelaksanaan gerakan pembebasan Irian Barat dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 dengan mengucapkan Tri Komando Rakyat (disingkat Trikora) di alun-alun Yogyakarta bertepatan dengan peringatan ulang tahun Agresi II Militer Belanda. Isi TRIKORA adalah sebagai berikut:
Gagalkan pembentukan negara Boneka Papua buatan Kolonial Belanda.
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Jaya Tanah Air Indonesia.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan serta kesatuan Tanah Air dan Bangsa Indonesia.
Pada tanggal 11 Januari 1962 , Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Mayor Jenderal Soeharto dilantik sebagai Panglima , Kolonel (Laut) R. Subono dan Kolonel( Udara ) Leo Watimena masing-masing sebagai Wakil Panglima I dan II serta Kolonel Ahmad Tahir sebagai Kepala Staf. Tugas-tugas Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat adalah:
Merencakan, mempersiapkan, menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan negara Republik Indonesia.
Pada bulan Pebruari 1962 Komando Mandala mulai menggerakkan kesatuan-kesatuan laut dan udaranya dalam patroli pengintaian terhadap musuh di Irian Barat. Sejak bulan Maret pasukan-pasukan mulai diterjunkan di daratan Irian . Sesungguhnya sebelum Komando Mandala terkonsulidasi sudah ada beberapa rombongan yang disusupkan ke Irian melalui laut.
Persetujuan New York dan pengaruhnya terhadap Penyelesaian Masalah Irian Barat
Operasi-operasi infiltrasi Indonesia dalam waktu singkat telah diketahui dunia internasional. Pada keadaan seperti itulah pihak Amerika serikat mengajukan usulan penyelesaian Irian Barat yang dikenal dengan sebutan Usul-usul Bunker yang disusun diplomat Ellsworth Bunker . Isi pokok usul-usul Bunker adalah penyerahan administrasi pemerintahan Irian kepada Indonesia melalui suatu badan pemerintahan PBB dan menjamin hak menetukan pendapat bagi rakyat di Irian.
Akhirnya pihak Belanda terpaksa berunding atas dasar usul - usul Bunker. Apalagi setelah pasukan -pasukan Indonesia berhasil merebut Teminabuan di daratan Irian. Belanda mulai yakin bahwa ia tidak mampu menghadapi suatu serangan terbuka dari pihak Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani persetujuan antara Indonesia dan Belanda di New York. Isi perjanjian New York itu adalah :” Selama satu tahun Irian akan oleh suatu pemerintahan sementara oleh PBB . Pada tanggal 1 Mei 1963 Irian diserahkan kepada Indonesia dengan ketentuan bahwa pada tahun 1969 akan ditentukan pendapat rakyat , apakah mereka ingin berdiri sendiri atau tetap bersatu dengan Republik Indonesia.
Pada tahun 1963 hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Belanda di buka kembali. Hubungan persahabatan Indonesia - Belanda mulai di jalin. Sesuai dengan perjanjian tahun 1962, Indonesia pada tahun 1969 menyelenggarakan penentuan pendapat rakyat (Pepera ) mengenai Irian Barat.
Penentuan pendapat rakyat (Pepera)
Indonesia melaksanakan hasil perjanjian tahun 1962 , bahwa pada tahun 1969 akan menyelenggarakan Pepera di Irian. Dan pada tahun 1969 Indonesia menyelenggarakan Pepera. Ternyata hasil penentuan pendapat rakyat itu menunjukan bahwa mereka saudara-saudara kita di Irian ingin tetap bersatu dengan Republik Indonesia . Belanda sendiri dengan rela menerima kenyataan itu. Dengan demikian wilayah seluruh Indonesia telah bersatu dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Arti penting Pepera bagi Indonesia merupakan kemenangan bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah sekian lama upaya bangsa Indonesia untuk merebut kembali Wilayah Negara Indonesia dari penjajah Belanda.
Trisno Widodo
No comments:
Post a Comment