Berdalih Mencegah Kepunahan, Pemerintah Akan Menjual Satwa Harimau Pada Orang Kaya
Entah saya yang kurang baca informasi di dalam negeri atau memang di dalam negeri tidak terlalu dipublikasikan, yang jelas di beberapa media terkenal Asing saya menjumpai pemberitaan yang sempat masuk headline, dan pemberitaan tersebut membuat saya tersentak kaget karena menyangkut negara dan pemerintah kita Indonesia.
Seperti diberitakan di harian asal Inggris The Telegraph dalam tajuk beritanya tersebut, Pemerintah Indonesia berencana untuk memperdagangkan satwa dilindungi harimau yang termasuk satwa langka tersebut dengan dalaih untuk melestarikannya dari kepunahan, ironi bukan. Mungkinkah pemerintah kita sudah kewalahan atau tidak punya dana lagi untuk melindungi dan melestarikannya? Atau mungkin ada faktor lain yang melatarbelakanginya?
Seperti dikutip ruanghati.com dari pemberitaan tersebut, untuk sepasang harimau pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan membandrol sekitar Rp 1 Miliar. Namun tidak cukup itu saja pihak pembeli juga harus diharuskan memenuhi beberapa kriteria lainnya seperti lahan untuk hidup satwa tersebut paling tidak seluas 5 kilometer persegi. Ide ini muncul setelah ada seorang pengusaha kaya berminat membeli dan memelihara para satwa harimau tersebut, ujar Didi Wuryanto, seorang pejabat di Departemen Kehutanan kepada wartawan.
trio macan dipelihara om-omRencana ini mengundang reaksi keras dari para pemerhati lingkungan hidup dan pencinta satwa terutama satwa langka yang sudah mendekati punah jumlahnya. Seolah langkah ini menunjukan ketidak mampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya hayati dan seolah pemerintah cuci tangan serta tidak bertanggung jawab, ujar aktifis Green Peace Bustar Maitar.
Seperti kita ketahui bersama tahun ini merupakan tahun macan dalam kalender Cina, dan banyak orang kaya yang sangat menginginkan untuk bisa memiliki hewan prestisius tersebut walau dengan harga yang sangat mahal sekalipun. Apa jadinya hewan tersebut bila pengelolaannya diserahkan kepada umum yang mungkin masih awam dalam penanganan dan pemeliharaan satwa, apalagi yang dihadapi ini merupakan satwa liar dan buas. Bukankah perlu penanganan khusus dan tidak sembarangan.
Menurut data dari WWF hingga kini di seluruh Asia spesies harimau jumlahnya semakin sedikit tinggal sekitar 3200 ekor, lagipun ekosistem mereka sedang dalam ancaman para pemburu serta aktifitas industrialisasi hutan.
Memprihatinkan bukan rencana Pemerintah, asset alam Indonesia yang merupakan kekayaan tidak ternilai tersebut dilacurkan untuk dijual pada para orang kaya. Yang lebih bahaya dari dampak kebijakan tersebut pastinya semakin maraknya perdagangan gelap dan manipulasi untuk membenarkan kepemilikan satwa langka tersebut.
Entah saya yang kurang baca informasi di dalam negeri atau memang di dalam negeri tidak terlalu dipublikasikan, yang jelas di beberapa media terkenal Asing saya menjumpai pemberitaan yang sempat masuk headline, dan pemberitaan tersebut membuat saya tersentak kaget karena menyangkut negara dan pemerintah kita Indonesia.
Seperti diberitakan di harian asal Inggris The Telegraph dalam tajuk beritanya tersebut, Pemerintah Indonesia berencana untuk memperdagangkan satwa dilindungi harimau yang termasuk satwa langka tersebut dengan dalaih untuk melestarikannya dari kepunahan, ironi bukan. Mungkinkah pemerintah kita sudah kewalahan atau tidak punya dana lagi untuk melindungi dan melestarikannya? Atau mungkin ada faktor lain yang melatarbelakanginya?
Seperti dikutip ruanghati.com dari pemberitaan tersebut, untuk sepasang harimau pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan membandrol sekitar Rp 1 Miliar. Namun tidak cukup itu saja pihak pembeli juga harus diharuskan memenuhi beberapa kriteria lainnya seperti lahan untuk hidup satwa tersebut paling tidak seluas 5 kilometer persegi. Ide ini muncul setelah ada seorang pengusaha kaya berminat membeli dan memelihara para satwa harimau tersebut, ujar Didi Wuryanto, seorang pejabat di Departemen Kehutanan kepada wartawan.
trio macan dipelihara om-omRencana ini mengundang reaksi keras dari para pemerhati lingkungan hidup dan pencinta satwa terutama satwa langka yang sudah mendekati punah jumlahnya. Seolah langkah ini menunjukan ketidak mampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya hayati dan seolah pemerintah cuci tangan serta tidak bertanggung jawab, ujar aktifis Green Peace Bustar Maitar.
Seperti kita ketahui bersama tahun ini merupakan tahun macan dalam kalender Cina, dan banyak orang kaya yang sangat menginginkan untuk bisa memiliki hewan prestisius tersebut walau dengan harga yang sangat mahal sekalipun. Apa jadinya hewan tersebut bila pengelolaannya diserahkan kepada umum yang mungkin masih awam dalam penanganan dan pemeliharaan satwa, apalagi yang dihadapi ini merupakan satwa liar dan buas. Bukankah perlu penanganan khusus dan tidak sembarangan.
Menurut data dari WWF hingga kini di seluruh Asia spesies harimau jumlahnya semakin sedikit tinggal sekitar 3200 ekor, lagipun ekosistem mereka sedang dalam ancaman para pemburu serta aktifitas industrialisasi hutan.
Memprihatinkan bukan rencana Pemerintah, asset alam Indonesia yang merupakan kekayaan tidak ternilai tersebut dilacurkan untuk dijual pada para orang kaya. Yang lebih bahaya dari dampak kebijakan tersebut pastinya semakin maraknya perdagangan gelap dan manipulasi untuk membenarkan kepemilikan satwa langka tersebut.
sumber : Ruanghati.com
No comments:
Post a Comment